Jumat, 15 Agustus 2014

Apa yang dimaksud Maintenance

APA itu MAINTENANCE 

Maintenance yang dalam bahasa indonesianya biasa disebut pemeliharaan/perawatan, merupakan sebuah aktifitas yang bertujuan untuk memastikan seluruh asset secara fisik bisa secara terus menerus melakukan apa yang pengguna/pemakai ingin lakukan.

Sebagai contohnya, kita mempunyai sebuah sepeda roda dua. Bagaimana caranya agar sepeda yang kita miliki bisa melakukan fungsinya secara benar sesuai dengan keinginan kita selaku pemilik ataupun pemakai.

Yang pertama kali harus kita ketahui adalah fungsi dari sepeda tersebut, kemudian prinsip kerjanya dan berikutnya adalah cara mengoperasikanya. Karena kalau cara pengoperasianya tidak sesuai dengan peruntukan dari sepeda tersebut, akan berakibat kerusakan.

Setelah fungsi, prinsip kerja dan cara mengoperasikanya kita pahami, barulah kita membicarakan bagaimana cara merawatnya. Kapan kita harus melakukan perawatan dan jenis perawatan apa yang kita butuhkan, kemudian teknik perawatan seperti apa yang harus dilakukan.

Sebelum membahas tentang masalah perawatan lebih dalam , saya akan sedikit membahas sejarah dimulainya program pemeliharaan :

Di era tahun 1940-an disebut juga sebagai Generasi pertama, tidak diperlukan maintenance/pemeliharaan. Orang2 cenderung melakukan perbaikan apabila mesin sudah rusak (fix it when broken). Bisa di maklumi, pada periode tersebut kebanyakan dari peralatan dibuat secara sederhana dan bahkan over desain. Sehingga maintenance bukan menjadi topik yang menjadi prioritas.

Namun di era tahun 1950 – 1970, tipe-tipe mesin dibuat semakin beragam dan semakin komplek. Di era perang dunia ke 2 ini, permintaan akan barang semakin tinggi sehingga mengakibatkan peningkatan mekanisasi. Seiring dengan meningkatnya jumlah mesin, maka waktu mati (down time) dari mesin menjadi fokus. Kemudian kondisi tersebut memunculkan ide untuk melakukan pencegahan terhadap kegagalan peralatan.

Kemudian biaya maintenance juga mulai mengalami peningkatan, sehingga diperlukan perencanaan pemeliharaan dan sistem kontrol yang baik, agar bisa membawa program pemeliharaan lebih terkontrol. Era ini disebut juga sebagai Generasi ke dua.

Di periode ini dibutuhkan peralatan yang mempunyai kesiapan pakai yang tinggi (high availability), peralatan yang tahan lama (longer life) dan biaya pemeliharaan yang serendah mungkin (lower cost). Orang-orang sudah memulai membuat skedul overhaul, sudah menggunakan komputer walaupun dengan kecepatan rendah, menggunakan sistem untuk membuat perencanaan dan pengontrolan pekerjaan.

Selanjtunya adalah era tahun 1980 – 2000 an, disebut juga Generasi ke tiga. Dikarenakan peningkatan mekanisasi dan automisasi, kehandalan dan kesiapan peralatan untuk bisa dijalankan menjadi issue utama. Kegagalan peralatan akan berkibat pada produktifitas, peningkatan biaya dan kepuasan pelanggan. Terlalu sering mengalami kegagalan akan berimbas kepada kemampuan memberikan kepuasan kepada pelanggan yang sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan. Disamping itu apabila terlalu sering muncul kegagalan akan memberikan dampak negatif terhadap keselamatan dan lingkungan.

Makanya pada periode ini, sudah dimulai menerapkan condition monitoring, design untuk kehandalan dan perawatan, menggunakan komputer yang lebih cepat & lebih kecil, mulai menerapka FMEA, multi skilling dan team work.


1. Preventive Maintenance
   Adalah kegiatan pemeliharan dan perawatan yang di lakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-
   kerusakan yang tidak terduga, dan menemukan kondisi kerusakan pada waktu di gunakan. Dalam
   prakteknya preventive maintenance yang di lakukan oleh suatu perusahaan dapat di bedakan:
   a. Continue maintenance adalah kegitan pemeliharaan dan perawatan yang di lakuakan rutin. contohnya
       membersihkan fasilitas atau peralatan, pelumasan, pengecekan oli, pengecekan isi bahan bakar
       pemanasan.
   b. Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang di lakukan secara periodic atau
       dalam jangka waktu tertentu.
2. Corecttive Maintenance
    Adalah pemeliharaan yang di lakaukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas
    atau   peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perawatan ini merupakan pemeliharaan dan
    tidak di jadwalkan dan biasa terjadi.
3. Improve maintenance
      Adalah suatu perawatan peningkatan dipakai bila dilakukan modifikasi pada peralatan sehingga 
    kondisinya meningkat dengan tujuan agar kerusakan tersebut tidak terulang dan mampu beroperasi sampai
    masa kerjanya (lifetime) tercapai.
4. Breakdown Maintenance
        Jenis perawatan ini hanya bisa di lakaukan apabila mesin samasekali mati karena ada kerusakan atau 
    kelainan dan tidak mungkin dapat di operasikan. Untuk dapat memperbaikinya maka prinsip kerja dari
    peralatan yang bersangkuta harus dapat di kuasai. Dengan di kuasainya prinsip kerja peralatan tersebut
    maka diagnosa terhadap kerusakan dapat di lakukan dengan cepat dan tepat.
Sifat Breakdown dapat di bedakan menjadi:
•    Sporadic, yatu breakdown yang terjadi mendadak, dramatis atau kerusakan – kerusakan alat yang yang
      tidak terduga, breakdown maintenance jenis ini bisa terjadi dan mudah di tanggulangi.
•    Kronis, yaitu minor breakdown tetapi frekuensi kejadiannya tinggi. Breakdown jenis ini sering di abaikan
      atau di lupakan setelah beberapakali usaha pengulangan yang gagal. Breakdown akan menyebabkan
      beberapa kerugian baik yang langsung maupun yang tidak langsung:
•    Kerugian langsung mencangkut biaya perbaikan, biaya pencegahan, kerugian cacat produk, dan lain
      sebagainya.
•    Kerugian tidak langsung mencakup penurunan produksi, merosotnya moral karyawan, menurunkan atau
      merusak citra perusahaan.